Istana: Masukan Masyarakat hingga Siswa Jadi Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis

3 bulan yang lalu 18

Liputan6.com, Jakarta - Sudah sekitar satu bulan penerapan Makan Bergizi Gratis (MBG) melangkah di beragam sekolah di Indonesia. Berbagai masukan dari masyarakat hingga siswa pun menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam menerapkan program tersebut.

“Yang mengenai itu kan BGN (Badan Gizi Nasional), kompartemen unik nan membidangi monitoring dan evaluasi, saya rasa perbaikan-perbaikan itu dilakukan setiap hari,” tutur Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/2/2025).

“Jadi ada masukan dari masyarakat, masukan dari mitra, masukan siapa saja, termasuk dari siswa-siswa itu jadi bahan perbaikan BGN,” sambungnya.

Yang pasti, kata Hasan, pertimbangan menjadi bagian dari penyempurnaan Makan Bergizi Gratis. Presiden Prabowo Subianto tentu memberikan perhatian unik terhadap program tersebut.

“Kita tetap komunikasi, tidak bisa mengevaluasi kementerian dan lembaga (saja). Tapi nan jelas, sekarang kan program MBG dalam rangka ekspansi setelah ini melangkah satu bulan, tentu kudu ada nan diperbaiki, mungkin SOP,” ungkapnya.

Tak Ada Mintra Mundur

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa tidak ada mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) nan mundur dari kemitraan.

"Sampai sejauh ini, nan sudah menjadi mitra badan gizi tidak ada nan mundur. nan mundur itu nan mendaftar ketika diverifikasi itu tidak memenuhi syarat," kata Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (3/2/2025) malam.

Dadan juga memastikan proses pembayaran kepada para mitra sudah terpenuhi. Dia menegaskan bahwa program MBG melangkah optimal lantaran dibantu beragam pihak.

"Kami usahakan, kami makanya mengembangkan jejaring dengan beragam instansi, Polri, TNI, BIN, kemudian NU, Muhammadiyah, dan lain-lain itu untuk mempercepat proses," ucap Dadan.

Dia juga menepis kekhawatiran masyarakat nan mau berasosiasi sebagai mitra. Program MBG terus meluas dan tetap banyak kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta.

"Sekarang baru 0,8 persen. Kalau kelak pertengahan Februari 1,5 persen. Itu berfaedah kurang 98,5 persen. Masih banyak peluangnya. Jadi bagi masyarakat enggak usah cemas bakal ketinggalan program ini, lantaran program kami baru 0,8 persen. Peluangnya tetap besar, siapapun silakan bergabung," imbuh Dadan.

Selengkapnya