Kritik Verrell Bramasta Soal Anak ke Barak, Bupati Purwakarta Disemprot Netizen

1 minggu yang lalu 4

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:40 WIB

Jakarta, VIVA – Program pendidikan karakter melalui pendekatan barak militer nan diberlakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terus menjadi sorotan publik. Kebijakan ini diperuntukkan bagi siswa nan dianggap bermasalah, namun menuai pro dan kontra dari beragam kalangan, termasuk dari personil DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta.

Melalui salah satu unggahan di akun Instagram-nya, Verrell Bramasta menyampaikan dukungannya terhadap pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda. Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah wilayah nan berupaya membentuk kedisiplinan dan adab pada remaja. Scroll lebih lanjut ya.

“Saya sepakat bahwa pendidikan karakter adalah fondasi krusial untuk membangun generasi muda. Oleh lantaran itu, saya sangat mengapresiasi upaya pemerintah wilayah untuk menerapkan kedisiplinan dan juga adab nan mulia untuk pendidikan karakter siswa-siswi nan sedang mengalami masalah perilaku,” ujar Verrell.

Namun demikian, Verrell juga menyampaikan kekhawatiran sebagian orang tua mengenai pendekatan militer nan digunakan dalam program tersebut. Ia menekankan pentingnya menyeimbangkan pendekatan bentuk dengan dimensi psikologis dan spiritual.

“Saya mencermati adanya kekhawatiran dari beragam pihak terutama beberapa orang tua nan concern mengenai pro dan kontra terhadap kebijakan tersebut, apalagi pendekatan nan digunakan adalah military approach. Bila kita hanya mengandalkan physical approach alias pendekatan secara bentuk tanpa menyentuh dimensi psikologis dan juga spiritual para remaja ini, saya rasa kita malah bakal membentuk karakter anak-anak muda nan keras, bukan nan tangguh,” lanjutnya.

Pernyataan Verrell ini rupanya memancing respons sinis dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein alias nan berkawan disapa Om Zein. Ia menuding Verrell tidak memahami situasi di lapangan dan menganggap pandangannya sebagai corak ketidaksetujuan terhadap program barak militer.

Dedi Mulyadi dan Saepul Bahri Binzein

Photo :

  • instagram @dedimulyadi71

“Ya maaf mas, mas. Mas kan dapil sini mendingan turun deh mas, liat langsung deh daripada mas berwacana. Pro kontra kekhawatiran orang tua nan mana mas, ini orang tuanya nitipin semua senang dititipin di sini. Nah gini deh mas, ini kan ada nan mau masuk 30, mas bagi dua aja deh mas. Mas 15, saya 15, nan 15 dengan langkah mas, nan 15 kita lanjutkan dengan langkah kita bina di barak militer. Yuk, om Zen tantangin,” tegasnya melalui video di akun Instagram-nya.

Merespons polemik nan semakin melebar, Verrell Bramasta kemudian memberikan penjelasan dalam sebuah video nan diunggah akun IG resmi Partai Amanat Nasional (PAN), partai tempatnya bernaung. Ia menegaskan tidak pernah menolak kebijakan tersebut dan hanya menyuarakan aspirasi warga.

“Perihal rumor nan sedang ramai digoreng saat ini, saya hanya mau meluruskan bahwa tidak ada sedikitpun di dalam video saya bahwa saya kontra terhadap sebuah kebijakan nan ada di Dapil saya. Jadi saya anjurkan teman-teman semua jika memandang video alias menerima pesan dibaca secara keseluruhan,” katanya.

“Pada prinsipnya saya hanya mau menyuarakan bunyi mereka nan mempunyai pandangan berbeda mengenai program nan ada di dapil saya, ambil saja itu sebagai bahan pertimbangan. Koreksi dan sempurnakan programnya. Saya kira saat ini kita tidak perlu berkompetisi disini untuk menunjukkan siapa nan paling kerja lantaran semua sudah ada porsinya masing-masing. Jadi jika ada satu alias dua pihak nan merasa tersinggung, saya anggap mungkin mereka lagi banyak pikiran,” tutup Verrell.

Pernyataan Om Zein pun menuai reaksi dari warganet. Banyak nan menilai Bupati Purwakarta tidak memahami konteks sebenarnya dari ucapan Verrell dan terlalu sigap mengambil kesimpulan. Mereka menilai Verrell hanya menyampaikan kritik membangun dan menjalankan fungsinya sebagai legislator.

"Agree mengeritik boleh aja asal tau konteksnya apa jangan minim literasi kek bapak bupati itu," tulis seorang pengguna Instagram.

"Nih bupati pansos nya nan minim literasi dan tantrum," sahut nan lain.

"Gak semua bunyi beda itu corak perlawanan ya guys. Semua kebjakan pasti ada pro & kontra. Wajar, gak ada nan sempurna. Mas Dewan hanya nyampein aspirasi, program bisa dikoreksi & disempurnakan," tulis pengguna lainnya.

Halaman Selanjutnya

Merespons polemik nan semakin melebar, Verrell Bramasta kemudian memberikan penjelasan dalam sebuah video nan diunggah akun IG resmi Partai Amanat Nasional (PAN), partai tempatnya bernaung. Ia menegaskan tidak pernah menolak kebijakan tersebut dan hanya menyuarakan aspirasi warga.

Halaman Selanjutnya

Selengkapnya